BERITA UTAMAJayapura

25 Persen Keluarga di Papua Masih Buang Air Besar Sembarangan, Unicef Rangkul Gereja

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

25 Persen Keluarga di Papua Masih Buang Air Besar Sembarangan, Unicef Rangkul Gereja

Share this article
49ff403b 5bf2 42c9 8a64 74e575dfb7ad
Unicef bersama PGGP luncurkan buku budaya hidup sehat dan bersih

Jayapura, fajarpapua.com – Unicef bekerjasama dengan persekutuan gereja-gereja Papua (PGGP) Provinsi Papua dan Papua Barat meluncurkan buku panduan dan sosialisasi membudayakan hidup bersih dan sehat menurut agama Kristen yang berlangsung di Hotel Suny Garden Sentani, Selasa (21/2/2023).

Kepala Kantor Unicef Papua, Aminuddin Mohammad Ramdan mengatakan, peluncuran buku panduan budaya hidup bersih dan sehat ini untuk membantu masyarakat bagaimana merubah perilaku untuk berhenti buang air sembarangan dari sisi agama Kristen.

ads

“Kami berharap buku panduan ini bisa dimanfaatkan oleh pendeta-pendeta, gembala-gembala dan elemen-elemen berbagai gereja di tanah Papua dalam memberikan informasi yang tepat kepada umat, jemaat di gereja-gereja di wilayah Papua,” ujar Kepala Kantor Unicef Papua, Aminuddin Mohammad Ramdan kepada wartawan usai kegiatan.

Dikatakan, alasan Unicef menggandeng agama, gereja karena pihaknya menganggap elemen agama ini adalah salah satu pilar utama dalam menyampaikan informasi pada masyarakat di Papua selain adat, dan pemerintah, sehingga sangat penting untuk dirangkul.

“Kami terus lakukan kerjasama dengan tokoh-tokoh agama baik Kristen, Katolik, islam maupun agama lainnya sangat penting sehingga kita merangkul PGGP karena mayoritas jumlah umat Kristen di Papua lebih banyak,” katanya.

Ia mengaku, berdasarkan catatan Unicef maupun pemerintah masih ada sekitar 25 persen atau satu dari empat keluarga di Papua masih buang air besar sembarang dan merupakan yang tertinggi di Indonesia.

“Apabila praktek buang air besar sembarangan ini terus dilakukan maka potensi untuk penyebaran penyakit salah satunya bakteri ekoli yang terkadung dalam tinja. Ini sangat mudah tersebar ketika orang mengambil air yang tercemar dan tidak dikelolah dengan baik mereka bisa sakit diare maupun penyakit lainnya,” tambahnya.

Aminuddin berharap melalui buku panduan itu, tokoh-tokoh agama bisa memiliki informasi yang tepat dan dapat dimanfaatkan dalam memberikan pelayanan serta informasi kepada jemaatnya dengan jelas, sehingga masyarakat yang masih melakukan buang air besar sembarang bisa berkurang.

Ditempat yang sama Ketua PGGP Papua Pdt Hiskia Rollo menyampaikan tokoh agama bekerjasama dengan Unicef dalam rangka membantu pemerintah membudayakan hidup sehat dan bersih dari gereja-gereja.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena di dalam Papua masalah kesehatan sangat penting. Untuk itu, kami dari PGGP yang terdiri dari 58 pimpinan sinode dan 5 aras nasional yaitu PGI, PGPI, PGRI, Keuskupan, sehingga masalah buang air besar sembarangan harus segera di kampanyekan dari gereja-gereja kepada jemaatnya,” ucapnya.

Dengan gencarnya sosialisasi kesehatan pada jemaat diharapkan bisa mengurangi buang air besar sembarangan di masyarakat, dan masyarakat bisa menggunakan toilet. “Masalah buang air besar sembarang ini bisa kita perangi bersama dengan dilakukan penandatangan komitmen bersama untuk memerangi cara hidup yang tidak sehat di seluruh Indonesia terutama di Papua,” tuturnya.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *