BERITA UTAMAMIMIKA

Freeport Dukung BBKSDA Papua Lepas Liarkan 1.900 Kura-Kura Moncong Babi di Hutan Adat Nayaro

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
141
×

Freeport Dukung BBKSDA Papua Lepas Liarkan 1.900 Kura-Kura Moncong Babi di Hutan Adat Nayaro

Share this article
IMG 20240507 WA0072
Berfoto bersama saat pelepas liaran kura-kura moncong babi di hutan adat Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Selasa (7/5).

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Timika, fajarpapua.com – Balai Besar KSDA Papua didukung PT Freeport Indonesia (PTFI) melepasliarkan 1.900 kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta) di hutan adat Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Selasa (7/5).

Untuk diketahui dalam daftar Convention on International Trade in Endangered Species ofWild Fauna and Flora (CITES) kura-kura moncong memiliki potensi terancam punah apabila diperdagangkan tanpa adanya pengaturan.

Sementara dalam daftar International Union for Conservation of Nature (IUCN), kura-kura moncong babi berstatus Endangered (EN) yaitu terancam punah.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika, Bambang H. Lakuy, menyampaikan asal-usul ribuan satwa endemik Papua tersebut merupakan hasil sitaan dari Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri.

“Sebagaimana lazimnya, satwa-satwa hasil sitaan akan dikembalikan ke daerah asalnya atau biasa kita sebut translokasi. Untuk kura-kura moncong babi ini menjalani translokasi pada 22 Maret 2024 ke Kabupaten Mimika, melalui BKSDA DKI Jakarta. Kemudian ada proses habituasi di Kandang Mile 21 PTFI sampai siap kita lepas liarkan hari ini,”kata Bambang.

Selain itu, Bambang juga menyatakan semua satwa dalam kondisi sehat sehingga memungkinkan sanggup bertahan di alam. Sementara hutan adat Nayaro menjadi pilihan lokasi lepas liar karena letaknya yang relatif jauh dari jangkauan masyarakat, juga kondisinya masih alami sehingga dapat menunjang kehidupan semua satwa yang dilepasliarkan. Selain itu, masyarakat adat di Kampung Nayaro juga memberikan dukungan, termasuk dalam hal perlindungan satwa-satwa liar dialam.

“Ini menjadi faktor penting dalam upaya pelestarian satwa-satwa liar dilindungi. Dengan demikian, hutan adat Kampung Nayaro sangat representatif sebagai lokasi lepas liar satwa dilindungi,”tuturnya.

Kepala Balai Besar KSDA Papua, A.G. Martana yang diwakili oleh Kepala Bidang teknis balai Besar KSDA Papua Yulius palita dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung.

Ia mengimbau semua pihak agar turut melakukan pengawasan terhadap peredaran satwa liar Papua yang dilindungi, sesuai kapasitas masing-masing. Dengan demikian, tindak ilegal terhadap satwa liar Papua dapat ditekan, atau diminimalkan sampai titik penghabisan.

“Terima kasih kepada PT. Freeport Indonesia yang memberikan kontribusi terus-menerus dalam hal pelestarian alam dan keanekaragaman hayati Papua. Terima kasih kepada Dittipidter Bareskrim Polri dan BKSDA DKI Jakarta yang sudah melakukan upaya maksimal, sehingga ribuan satwa liar Papua ini dapat dikembalikan ke habitat alaminya. Terima kasih kepada masyarakat adat di Kampung Nayaro, yang turut serta melindungi hutan dan satwa liar di dalamnya. Kepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam hal apa pun terkait pelepasliaran satwa ini, kami sampaikan terima kasih,” ungkap Martana.

Sementara itu, Manager Environmental Central System and Project PTFI Pratita Puradyatmika dalam sambutannya mengatakan PTFI telah menjalin kerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam Papua untuk relokasi dan pelepasliaran satwa sejak tahun 2006 dan selama hampir dua dekade tetap terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pelestarian kekayaan hayati endemik Papua.

Hingga kini, PTFI telah mendukung pelepasliaran lebih dari 55.000 satwa dilindungi, endemik, dan terancam kembali ke habitat alaminya. Tidak hanya kura-kura moncong babi, tetapi juga jenis-jenis satwa Papua lainnya, termasuk berbagai jenis burung, kanguru tanah, seperti walabi dan pademelon, juga jenis-jenis reptil.

“Semuanya telah mendapatkan dukungan dari PTFI dalam program pelepasliaran,”ungkapnya.(ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *