BERITA UTAMAMIMIKApinpost

Distrik Miru Sumbang 50 Persen Kasus Malaria, Kebiasaan Tidak Pakai Kelambu dan Minum Obat Tidak Tuntas

pngtree vector tick icon png image 1025736
5
×

Distrik Miru Sumbang 50 Persen Kasus Malaria, Kebiasaan Tidak Pakai Kelambu dan Minum Obat Tidak Tuntas

Share this article
Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika
Pencanangan kampanye massal penggunaan kelambu Distrik Mimika Baru.

“Dengan pemantauan ini Dinkes akan lihat di laporan nanti apakah meningkat tiap bulan, dan bagaimana peran petugas puskesmas, peran aparat kelurahan, aparat kampung, RT setempat,” tuturnya.

Obet mengatakan perlu dibuat kelompok kerja (Pokja) distrik dengan tugas mendampingi serta menyadarkan warga berkaitan dengan penggunaan kelambu.

Jika yang sakit pergi berobat dan minum obat sampai tuntas, Pokja bisa evaluasi bagaimana penanganan kasusnya. Jika kasus meningkat persoalan ada dimana, apakah dari perilaku warga, dari lingkungan sekitar, atau dari petugas.

Kemudian setiap puskesmas juga akan memantau apakah warga gunakan kelambu secara efektif atau tidak. Lalu kader yang direkrut puskesams bekerja dengan baik di lapangan, atau kader hanya jalan-jalan saja.

“Tugas bersama memantau tiap hari kebiasaan menggunakan kelambu. Juga kader memantau warga yang terpapar malaria minum obat secara tuntas atau tidak,” bebernya.

Selanjutnya distrik dan kelurahan dapat membantu petugas puskesmas dan kader untuk mengumpulkan warga saat pembagian kelambu. Distribusi kelambu harus sampai ke rumah-rumah sasaran.

Distrik, kelurahan, kampung harus sepikir dan sependapat dengan Dinkes dan petugas puskesmas dan kader dalam mengeliminir malaria.

“Pokja ini semua terlibat aktif mulai dari distrik, puskesmas, Malcon PTFI, Unicef, kelurahan, Kampung dan kader-kader,” pungkasnya.

Perwakilan Unicef Papua, Kabupaten Mimika Mulyadi mengemukakan, tujuan pembagian kelambu untuk mengurangi rantai kasus malaria di wilayah Distrik Mimika Baru.

Distrik Mimika Baru adalah 50 persen kasus malaria yang ada di Kabupaten Mimika dimana ada 82.000 warga terpapar malaria.

Adanya malaria center, adalah wadah berhimpunnya seluruh pemangku kepentingan yang peduli dengan malaria dan berdiskusi bagaimana mengeliminasi malaria sesuai target pemerintah pada 2024 atau 2026.

Untuk mengantipasi malaria bukan hanya tugas Dinkes, puskesmas dan kader tapi tugas semua termasuk aparat distrik, kelurahan, aparat kampung, RT, RW dan pemuka masyarakat.

Penanganan malaria secara kewilayahan menjadi tanggungjawab distrik dan laporannya akan disampaikan ke Pokja Kabupaten.

“Hari ini ada pencanangan dan pembagian kelambu di wilayah Distrik Mimika Baru. Hadir para kepala Kelurahan, kepala kampung yang diharapkan dapat membantu puskesmas dalam menangani kasus malaria ini. Ada juga kader yang setiap hari memantau warga yang terpapar malaria dengan edukasi minum obat sampai tuntas pada masa 7 hari, 14 hari, 28 hari,” ungkapnya.

Dikatakan, Unicef Papua mendukung program malaria di 5 kabupaten termasuk Kabupaten Mimia dimana Mimika malaria terbanyak di Papua.

Dan akhir tahun akan ditambah lagi jika kasus malaria masih tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *