Jakarta, Fajarpapua.com – Tujuan menuju Masyarakat Madani hanya akan terwujud dengan perjuangan seluruh elemen bangsa, hal ini diperlukan untuk dapat membendung masuknya pengaruh-pengaruh yang datang bersamaan dengan globalisasi
Dengan semakin besarnya pengaruh dari kekuatan globalisasi, maka secara otomatis nilai-nilai kearifan lokal yang melekat di tatanan hidup masyarakat Indonesia secara berlahan mulai terkikis.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR ) RI, Bambang Soesatyo disela-sela acara pengukuhan pengurus pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia ( PARMUSI ), di Jakarta pada hari Minggu malam ( 29/11/2020 ).
Masuknya paham-paham luar yang pada umumnya jauh dari jati diri serta karakter Bangsa Indonesia merupakan tantangan bagi seluruh elemen bangsa tidak terbatas kepada kalangan tertentu saja.
Dengan pintu gerbang yang terbuka seluas-seluasnya diperlukan pengawasan terhadap pengikisan kearifan lokal yang terjadi secara berlahan tanpa disadari. Sifat kegotong-royongan yang mulai tergerus oleh ke egoisan dan individualistis tidak bisa dipungkiri kehadirannya.
Tidak hanya itu, Bamsoet juga mencontohkan ke arogansi dan sifat yang mau menang sendiri telah mulai menjadi suatu kebiasaan yang menelan ciri-ciri keramah-tamahan bangsa Indonesia.
“Dengan semakin kuatnya unsur arogan tersebut akhirnya memicu pergerakan radikalisme yang belakangan ini sudah mulai tampak hadir di tengah tengah masyarakat Indonesia”, tambah Bamsoet menegaskan kembali bahaya masuknya arus globalisasi.
Diharapkan kedepannya bangsa Indonesia dapat lebih solid lagi dan dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai kearifan lokal di tengah-tengah lingkungan bermasyarakat.
Masuknya pengaruh globalisasi tidak dapat dicegah namun bisa dilakukan dengan cara memberikan pengawasan agar tidak secara berlahan mengikis dan menghilangkan nilai-nilai luhur dari Bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu.
“Konsep dari masyarakat madani seharusnya dapat dijadikan visi yang mempersatukan dan diperjuangkan oleh seluruh elemen bangsa. Karena pada dasarnya, tujuan akhir dari semuanya adalah harmoni dalam kebersamaan masyarakat yang beradab dan saling menghormati,” pungkas Bamsoet.
Masyarakat madani bisa diartikan dalam berbagai terjemahan seperti yang merujuk kepada civil society yaitu sebagai kontra posisi dari konsep tatanan militer, dan masyarakat madani juga dapat merujuk kepada konsep masyarakat yang menjunjung peradaban.
