BERITA UTAMAMIMIKA

Dipicu Warga Transmigran Asal Lombok, Kelompok Tani Asli Papua di SP 7 Mimika Bikin Gebrakan

cropped cnthijau.png
6
×

Dipicu Warga Transmigran Asal Lombok, Kelompok Tani Asli Papua di SP 7 Mimika Bikin Gebrakan

Share this article
Waka Polda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto bersama para petani di Kampung Mulia Kencana SP7, Distrik Iwaka, Mimika
Waka Polda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto bersama para petani di Kampung Mulia Kencana SP7, Distrik Iwaka, Mimika

Saat ini di pasaran Timika harga cabai per kilogram mencapai Rp100.000 dan pada hari-hari besar keagamaan bisa menembus Rp150.000 per kilogram.

“Permasalahannya para petani biasanya menanam cabai langsung di tanah. Karena Timika tiap hari hujan maka kandungan humus tanah akan hilang. Solusinya harus menggunakan benterbek. Tanaman cabai yang ditanam dalam benterbek masih tetap berbuah dan semakin bagus buahnya walaupun sudah berumur satu tahun. Kuncinya harus memahami perawatan tanaman dan selalu ditambah pupuk kandang sekali sebulan,” kata Era Adhinata.

ads

Pada lahan seluas 8 x40 meter persegi, tanaman cabai bisa ditanam 500 pohon. Setiap bulan bisa menghasilkan pendapatan minimal Rp7 juta hingga Rp8 juta.

“Cabai sangat langka di pasaran Timika. Begitu dipanen dan bawa ke pasar, pasti langsung laku terjual,” ujarnya.

Tim Binmas Noken Polri juga membina kelompok usaha peternakan babi, perikanan air tawar dan pertanian di kawasan Kwamki Narama (Kwamki Lama), daerah bendungan Jalan Airport Timika dan Kelurahan Wonosari Jaya SP4 Timika.

Diperluas

Waka Polda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto menyebut program Binmas Noken yang mulai dirintis sejak 2018 akan mendapatkan porsi lebih selama dirinya membantu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri dan akan terus diperluas di seluruh wilayah Polda Papua.

“Program seperti ini akan masif dilaksanakan di seluruh Polres jajaran Polda Papua supaya semua orang mengetahui bahwa kita juga berbuat sesuatu untuk pembangunan masyarakat Papua. Tujuannya tidak saja untuk membawa kesejahteraan fisik tapi juga kesejahteraan batin. Ketika rakyat sibuk beraktivitas dan kehidupannya lebih dinamis, mereka tidak akan berpikir macam-macam lagi,” tutur Brigjen Eko.

Polda Papua memiliki sejumlah program untuk membantu upaya meningkatkan kesejahteraan Orang Asli Papua (OAP).

Program-program itu mengadopsi dan mengunggulkan jargon-jargon lokal atau kearifan lokal seperti program Kasuari (Kesejahteraan Untuk Anak Negeri) yang mencakup bidang pertanian, peternakan, perikanan, perindustrian, dan pertukangan, program Papeda (Pemuda-Pemudi Cendikia) melalui “roadshow” ke kampus-kampus untuk memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa di Papua.

Ada juga program Matoa (Milenial Torang Maju) yang menyasar kaum milenial Papua, program Tifa (Torang Insan Paham Adat) dalam upaya mengangkat dan mempromosikan warisan adat budaya Papua seperti bercerita lucu (mop), lomba tarian adat, lomba perahu dayung, lomba perahu hias, seni ukir, dan lainnya.

Untuk kalangan elite atau para tokoh Papua akan disentuh melalui program Koteka (Komunikasi Tokoh Elit Kamtibmas) sebagai wadah bersama untuk membicarakan persoalan keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing.

“Polisi itu mengemban fungsi ‘soft approach policying’ atau pendekatan pemolisian secara humanis. Esensi dari program-program itu sebagai bentuk dukungan dari Polri dalam membantu program-program pemerintah memajukan dan menyejahterakan rakyat Papua sebagaimana amanat Inpres Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat,” katanya.

Ia menyebut berbagai program itu bisa diimplementasikan jika ada kolaborasi antara semua pemangku kepentingan, terutama pemerintah daerah di Papua untuk bersama-sama memberikan perhatian yang serius guna meningkatkan kesejahteraan warga.

Tanpa dukungan dan peran aktif pemerintah daerah, baik Pemprov Papua maupun 29 pemkab/pemkot maka upaya mengangkat derajat kesejahteraan warga asli Papua hanya retorika dan impian belaka.

“Kolaborasi antarlembaga negara dan terutama pemerintah daerah itu sangat penting karena merekalah yang sesungguhnya yang memiliki rakyat itu sendiri. Kami juga membutuhkan dukungan dan peran serta media massa di Papua karena hanya melalui media semua upaya yang akan kita lakukan itu bisa disebarluaskan kepada seluruh lapisan masyarakat,” kata Brigjen Eko.

Keterlibatan aktif Polri melalui program Binmas Noken dalam upaya mengangkat derajat kesejahteraan OAP perlu mendapat dukungan dari semua pihak sehingga OAP semakin termotivasi untuk membangun masa depan mereka dengan mengelola potensi alam yang subur dan kaya. Bukan lagi terjebak dalam ideologi separatisme yang hanya menguntungkan segelintir elite Papua.(ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *