BERITA UTAMAMIMIKA

Minyak Tanah di Timika Mahal, Pedagang Terpaksa Beralih ke Solar Untuk Bahan Bakar Kompor

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
8
×

Minyak Tanah di Timika Mahal, Pedagang Terpaksa Beralih ke Solar Untuk Bahan Bakar Kompor

Share this article
Petrus Pali Ambaa
Petrus Pali Ambaa

Timika, fajarpapua.com – Kelangkaan minyak tanah yang mengakibatkan melambungnya harga membuat warga Timika memutar otak menggunakan bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan mereka.

ads

Seperti diketahui dalam satu bulan terakhir harga minyak tanah ditingkat pengecer di Timika harganya meningkat dua kali lipat yaitu dari Rp 5 ribu perliter menjadi 10 ribu per liter.

Untuk menyiasati mahalnya minyak tanah ini, pedagang pada umumnya menggunakan solar atau beralih ke gas elpiji sebagai alternatif.

Ini seperti diakui oleh salahsatu penjual gorengan, Kang Asep yang mengatakan bahwa dirinya mau tidak mau harus beralih ke Solar untuk menggoreng.

Asep mengungkapkan, hal itu harus dilakukan karena dalam sehari dirinya bisa menghasilkan hingga 20 liter minyak tanah.

“Gak nutut (balik modal-Red) pak, sehari saja sudah 200 ribu hanya untuk minyak tanah, makanya sekarang saya ganti pakai Solar,” ujarnya, Senin (29/11).

Sementara seorang ibu rumah tangga, Sumiatun mengaku beralih menggunakan Kompor Gas Elpiji karena mahalnya harga minyak tanah.

Dirinya yang sudah terbiasa menggunakan minyak tanah sejak kecil mengaku baru pertamakali menggunakan kompor gas.

“Baru pertama ini mau coba, habis gimana lagi, minyak tanah sering kosong, sekalipun ada itu mahal banget harganya, dan juga sekarang minyak tanah banyak campuran,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Petrus Pali Ambaa mengatakan kelangkaan tersebut diakibatkan karena terjadi peningkatan permintaan saat dua Iven besar di Kabupaten Mimika.

Sementara terkait dugaan adanya minyak tanah yang dicampur solar yang dijual para pengecer, Petrus berharap masyarakat melapor jika ada yang mendapati kejadian itu.

“Jadi siapa yang bermain, entah itu permainan harga atau pencampuran minyak tanah, bisa laporkan ke kami, untuk kami tindak,” katanya.

Sedangkan terkait harga yang masih melambung tinggi, Petrus menegaskan itu ulah oknum dan tidak terdaftar sebagai pangkalan minyak tanah yang resmi.

“Nanti akan kami tindak, untuk masyarakat kalau tahu begitu tidak usah dibeli, beli saja yang di pangkalan resmi,” tambahnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *