Yogyakarta, fajarpapua.com – Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memberi imbas yang luar biasa bagi sendi-sendi kehidupan manusia. Salah satunya penyampaian informasi melalui media internet semakin praktis, dinamis dan instan. Dampaknya, mesin cetak mulai ditinggalkan. Sebab dengan sekali klik, manusia bisa memperoleh informasi dari belahan dunia luar.
Wartawan fajarpapua.com pada Kamis (20/1) menyempatkan diri menyaksikan mesin cetak pertama di Indonesia yang kini disimpan di Museum Vredeburg Jogjakarta.
Berjalan menyusuri jalan Malioboro di pagi hari dengan jarak kurang lebih 1,5 kilometer, terdapat sebuah bangunan benteng peninggalan zaman Belanda yang dinamai Vrederburg.
Benteng tersebut sudah menjadi peninggalan sejarah yang dilindungi dan dijadikan objek wisata oleh pemerintah kota Yogyakarta.
Benteng Vredeburg sangat luas terdiri atas 3 ruangan yang dinamakan Diroma. Selama menyusuri museum langkah kaki berhenti di sebuah mesin cetak koran pada zaman Belanda.
Mesin cetak bermerk Heidelberg ini digunakan untuk mencetak koran pada zaman penjajahan. Konon, mesin ini mampu mencetak seribu eksemplar setiap jamnya.
Mesin Heidelberg sangat bergengsi pada zamannya. Mesin cetak yang digunakan untuk menerbitkan koran Kedaulatan Rakyat dan Sedya Tama itu juga sangat sederhana, dengan komposisi warna hanya hitam putih.
Menurut pengelola, mesin Heidelberg diproduksi di Jerman dan dibawa ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda untuk membantu menyebarluaskan informasi pemerintah Hindia Belanda. Walaupun sudah lama tapi mesin itu tetap berdiri kokoh di dalam Museum Verderburg. (Krn)