BERITA UTAMAMIMIKA

Seorang Warga Kwamki Narama Korban Perang Suku Meninggal Dunia, Kepala Dibelah Memastikan Panah

cropped cnthijau.png
5
×

Seorang Warga Kwamki Narama Korban Perang Suku Meninggal Dunia, Kepala Dibelah Memastikan Panah

Share this article
Prosesi pemakaman Reganus Wandikbo
Prosesi pemakaman Reganus Wandikbo

Timika, fajarpapua.com – Reganus Wandikbo, salah seorang korban perang suku kelompok AK dan HO di Kwamki Narama tahun 2013, dilaporkan meninggal dunia dua hari lalu.

Mengantisipasi aksi balas dendam, pada pukul 08.45 Wit, Rabu (16/2/2022), Unit Patroli bersama Kapolsek Kwamki Narama menuju kelompok HO. Di tempat tersebut, polisi menyampaikan pesan kamtibmas agar selalu menjaga situasi tetap aman terkendali.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Menanggapi hal itu, seorang warga Pianus meminta aparat menjaga batas wilayah perang. “Karena ada oknum warga yang mabuk pancing – pancing situasi ke atas sini jangan sampai nanti timbul masalah,” harapnya.

Selanjunya Kapolsek bersama Unit bergerak menuju rumah duka yang terletak di Jalan Wonima Desa Olaroa Distrik Kwamki Narama.

Sesuai adat, saat jenazah tiba di rumah AK, dilakukan prosesi pembedahan bagian telinga. Jika ditemukan panah maka jenazah harus dibakar dan perang berlanjut.

Namun pembelahan yang dilakukan Amanus Kiwak dan Pinus Kiwak itu tidak ditemukan sisa panah.

Kapolsek Kwamki Narama memberikan pemahaman dan penekanan kepada pihak waimum bahwa tidak ada lagi prosesi pembakaran jenazah karena hal ini sudah ada kesepakatan melalui deklarasi para tokoh gereja dan tokoh masyarakat bahwa tidak boleh lagi jenazah dibakar tapi harus dimakamkan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.

Pada pukul 13.15 Wit, jenazah kembali dimasukkan ke dalam peti untuk dikubur. Prosesi penguburan dipimpin Pdt. Melkias Kum.

Usai pemakaman selesai, selanjutnya masyarakat kelompok AK melakukan prosesi adat buang suara ke kelompok HO untuk memberitahukan nama korban yang sudah dimakamkan.

Sebaliknya, kelompok HO yang diwakili oleh waimum DO melakukan buang suara ke kelompok AK yang diterima oleh waimum RD menyatakan bahwa apabila ada korban lain lagi akibat perang dulu para waimum harus menerima. “Sebaliknya apabila ada korban dari kelompok kami maka kami juga siap menerima,” katanya.(axl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *