BERITA UTAMAMIMIKA

Bekerja Dalam Diam, Satu Sekolah Tersembunyi di Timika Diam-diam Sudah Cetak 4 Frater, Enam Suster, 12 Guru Agama…

cropped cnthijau.png
8
×

Bekerja Dalam Diam, Satu Sekolah Tersembunyi di Timika Diam-diam Sudah Cetak 4 Frater, Enam Suster, 12 Guru Agama…

Share this article
Wabup John Rettob foto bersama pendiri Ignatius Adii guru dan para siswa
Wabup John Rettob foto bersama pendiri Ignatius Adii guru dan para siswa

Timika, fajarpapua.com – Baru berdiri tujuh tahun, ternyata diam-diam SMAK St Ignatius yang terletak tersembunyi di jalan Poros SP 1 – Mapurujaya sudah mencetak sejumlah alumni (output) berkualitas.

Ketua Yayasan St Ignatius sekaligus pendiri sekolah tersebut, Ignatius Adii saat menerima kunjungan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob yang membawakan sumbangan, Rabu (27/4), mengatakan SMAK St Ignatius merupakan sekolah pendidikan karakter berpola asrama berciri agama katolik dengan muatan kearifan lokal.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Kami mau coba mulai dari SMP ke bawah agak susah, maka mulai dulu yang selesai SMP kami ambil tampung dan kami bina disini. Sekolah ini yang boleh mengajar, yang boleh bekerja, yang bersekolah hanya agama Katolik tidak campur dengan agama lain,” kata Ignatius.

Ia mengungkapkan, SMAK St Ignatius mendapat SK dari Kementerian Agama dengan visi misi mempersiapkan generasi muda harus berkarakter, berpendidikan dan beriman.

Selain itu, jelas dia, sekolah tersebut berpola asrama yang menjadi pusat pembinaan.

“Asrama ini luar biasa gedung dari Kementerian, selain itu ada bantuan dari berbagai pihak salah satunya PLN dan sekarang Pak wakil bupati membantu kasur, bantal seprei, serta makan minum anak-anak,” tukasnya.

Mengingat sekolah tersebut swasta, namun biaya pendidikan tidak ditanggung orang tua.

“Untuk sembako ada pihak-pihak yang membantu. Memang anak-anak yang sekolah di sini belum ada beasiswa. Sementara ada orang tua asuh yakni empat pengusaha yang tiap bulan bantu sekolah ini termasuk makan minum anak-anak ini,” jelasnya.

Dimana, setiap bulan para donatur membantu 1 juta untuk masing-masing anak membiayai makan minum dan biaya sekolah mereka.

“Sekolah tidak minta sedikitpun dari orang tua. Tapi sekolah punya aturan salah satunya adalah komunikasi antara orang tua dengan asrama dibangun tapi orang tua tidak campur tangan,” bebernya.

Untuk asrama dibina oleh pembina. Sedangkan asrama putri masih bergabung dengan Solus Populi.

“Keterampilan mereka selalu kita latih. Sebelah ini kita sudah tanam sirsak kemudian mereka juga menjaga kebersihan halaman lalu lebih dari itu waktu masuk mereka masak sendiri. Mereka olah sendiri dilatih tidak ada yang bilang tidak bisa karena itu setiap bulan dua kali itu ada pembina,” ujarnya.

Bekerja dalam diam, sekolah tersebut sudah menghasilkan 4 frater (pendidikan menjadi pastor), 6 suster, 12 guru agama, 2 tentara, 1 polisi, dan masuk UGM dan Atamajaya tanpa tes.(ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *