BERITA UTAMAPAPUA

Kasus Malaria di Kabupaten Jayapura Urutan Ketiga di Papua, Hingga Juli 2022 Tercatat 11.990 Kasus

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
13
×

Kasus Malaria di Kabupaten Jayapura Urutan Ketiga di Papua, Hingga Juli 2022 Tercatat 11.990 Kasus

Share this article
IMG 20220723 WA0052 1
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang

Jayapura,fajarpapua.com– Hingga Juli 2022, Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mencatat ada 11.990 kasus malaria di wilayahnya atau menjadi ketiga terbesar di Papua.

Hal ini diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang saat ditemui fajarpapua.com, Sabtu (23/7).

ads

Edward menjelaskan, hingga pertengahan Tahun 2022 ini jumlah kasus malaria di Papua secara umum memang terbilang tinggi jika dibanding dengan tahun sebelumnya.

Berdasar hasil rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dari 29 kabupaten/kota, Kabupaten Jayapura urutan ke tiga tertinggi kasus malaria.

Di Kabupaten Jayapura berdasar hasil pemetaan petugas di lapangan, kata Edward, dua distrik yang mencatat adanya kasus malaria tertinggi, seperti Distrik Demta, Distrik Nimbokrang dan juga distrik lainnya.

“Kita jumlah kasus malaria mulai Januari hingga bulan Juli 2022 ada sebanyak 11.990 kasus. Jadi memang ini yang membuat kita terus berusaha menurunkan kasus penyakit malaria dengan gencar melakukan sosialisasi pada masyarakat serta membagikan kelambu,”kata Edward.

Menurut dia, penyebab masih tingginya kasus malaria tersebut karena program-program yang dilakukan dinasnya belum maksimal sampai menjangkau ke kampung-kampung seperti penggunaan kelambu dan juga masyarakat yang tidak teratur minum obat malaria.

Untuk menekan kasus malaria, pihaknya terus melakukan banyak hal. Selain melakukan pembangian kelambu pada masyarakat, kami juga memperkuat jangkauan pada masyarakat.

“Jadi kita memperkuat jangkauan pada masyarakat dengan pemeriksaan intensif yang dilakukan kader kami di kampung sehingga terlihat kasus meningkat karena malaria-malaria tanpa gejala pun itu bisa langsug kita dapat,”ujarnya,

Edward juga menyebutkan, penyebab secara umum tinngginya kasus malaria adalah lingkungan yang tropis dan juga penggunaan kelambu yang tidak efektif oleh masyarakat. Apabila masyarakat bisa menggunakan kelambu dengan efektif, kata dia, bisa menurunkan kasus malaria kerena dengan menggunakan kelambu bisa mengurangi gigitan dari nyamuk.

“Kami pernah lihat kasus malaria renda ya, karena masyarakat rutin gunakan kelambu, tapi memang kelambu ini belum bisa digunakan dengan baik terutama di daerah yang tinggi malaria sehingga mereka tidak terlindungi dari gigitan nyamuk,”jelasnya.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *