Jayapura, fajarpapua.com – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mendorong pemerintah daerah melakukan koordinasi dan kerjasama yang baik guna menjaga stabilitas inflasi pada wilayah setempat mengingat adanya proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 menjadi 2,9 persen.
Kepala Kantor Perwakilan BI Papua Juli Budi Winantya kepada wartawan di Jayapura, Minggu mengatakan untuk dampaknya proyeksi tersebut maka perkiraannya akan besar namun masih tetap di batas bawah, apalagi Indonesia merupakan negara kecil dengan perekonomian terbuka sehingga apa yang terjadi secara global pasti akan berpengaruh.
“Dampaknya sendiri berbeda-beda, Indonesia lebih ke nilai tukar,karena ekonomi Amerika yang menguat kemudian naiknya suku bunga sehingga itu menjadi pilihan apakah diinvestasikan ke rupiah atau ke dolar AS,” katanya.
Menurut Juli, namun dari sisi kinerja sendiri belum ada dampaknya karena ekspor yang lebih tinggi yang pada Juni 2022 tercatat 422,67 juta dolar AS sedangkan nilai impor 52,73 juta dolar AS.
“Karena harga komoditas juga meningkat, tapi konsumsi sedikit banyak pasti ada dampaknya ,lalu harga barang-barang yang di impor ini naik, maka inflasi juga naik di Nasional maupun Papua,” ujarnya.
Dia menjelaskan untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) wilayah Indonesia Timur di Makassar beberapa waktu lalu, sehingga mendorong adanya produksi di daerah setempat meski memerlukan waktu.
“Kami membahas daerah surplus kebutuhan pokok seperti bawang kemudian cabai lalu kapan waktunya sehingga bisa di kirimkan daerah yang kurang, sehingga menjaga stabilitas inflasi,” katanya.
Dia menambahkan untuk itu kepada masyarakat agar berbelanja sesuai kebutuhan, sehingga itu juga dapat menjaga stabilitas dari inflasi itu sendiri.(ant)
