Timika, fajarpapua.com – Tim RSUD Mimika, Papua, membutuhkan waktu sekitar lima jam untuk melakukan proses identifikasi, visum dan pemulasaran jenazah tujuh karyawan PT PTT dan satu pemandu lokal yang dibunuh oleh KKB di Distrik Beoga Barat, Kabupaten Puncak.
Direktur RSUD Mimika dr Antonius Pasulu saat memberikan keterangan kepada awak media di Timika, Senin, mengatakan jajarannya menyiapkan 12 petugas, termasuk empat dokter untuk melakukan pemulasaran jenazah tujuh karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) dan pemandu lokal yang dibunuh KKB (kelompok kriminal bersenjata) itu.
Proses pemulasaran jenazah para korban dibantu juga oleh personel Indonesia Automatic Fingerprint System (Inafis) Polda Papua dan pihak medis dari Rumah Sakit Bantuan TNI AD Timika.
“Kami telah melakukan visum luar dan pemulasaraan jenazah yang berlangsung kurang lebih lima jam yang dilakukan oleh 12 petugas medis dari RSUD Mimika dan dibantu oleh TNI-Polri,” jelas Antonius.
Semua proses identifikasi, visum dan pemulasaran jenazah para korban berjalan lancar, tanpa hambatan sedikitpun.
Antonius enggan merinci kondisi luka yang dialami para korban.
“Tanda-tanda dan kondisi jenazah, untuk luka dan lainnya, mohon maaf kami tidak bisa menyampaikannya karena itu merupakan data visum. Tentu kami akan menyerahkan semuanya itu kepada pihak kepolisian,” jelas Antonius.
Semua korban teridentifikasi
Pada kesempatan yang sama Perwira Unit Identifikasi pada Dit Reskrim Umum Polda Papua Inspektur Satu Johan Wahyudi memastikan seluruh korban berhasil teridentifikasi setelah mengecek tanda fisik dan pakaian yang dikenakan oleh para korban.
“Kami memastikan identitas delapan jenazah tersebut benar-benar sesuai. Selain menggunakan sidik jari masing masing korban, kami dibantu oleh rekan korban yang sangat mengenali ciri-ciri mereka karena sama-sama bekerja di lokasi yang sama, dibantu juga dengan tanda-tanda fisik, dan pakaian korban,” jelas Johan.
Beberapa keluarga korban juga mendatangi kamar jenazah RSUD Mimika untuk melihat dan mengenali secara langsung kondisi jenazah kerabatnya itu.
Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Polisi Muhammad Firman menyebut proses evakuasi delapan jenazah korban kekejaman KKB harus melalui rute Sugapa, ibukota Kabupaten Intan Jaya kemudian diterbangkan ke Timika menggunakan pesawat Twin Otter dari maskapai Rimbun Air dengan nomor registrasi PK-OTJ pada Senin siang.
“Mengapa proses evakuasi melalui Sugapa, karena mempertimbangkan rute itu merupakan jalur tercepat. Kami mengantisipasi apabila terjadi sesuatu faktor yang bisa memperlambat proses evakuasi seperti kondisi cuaca dan lain sebagainya,” kata Kombes Firman.
Setelah seluruh jenazah berhasil diidentifikasi oleh pihak RSUD Mimika, selanjutnya delapan jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam peti mati itu dibawa ke Mapolres Mimika Jalan Agimuga, Mile 32, Distrik Kuala Kencana untuk disemayamkan.
Rencana pemberangkatan delapan jenazah itu ke daerah masing-masing akan dilakukan pada Selasa (8/3).
Jenazah almarhum Renal Tentua Tagasye akan diberangkatkan ke Ambon Maluku, sementara jenazah almarhum Bili Galdi Balion akan diberangkatkan menuju Bandung, jenazah almarhum Ibo diberangkatkan ke Subang, jenazah almarhum Jamaluddin diberangkatkan ke Rangkas Bitung, dan jenazah almarhum Sharil Nurdiansyah serta almarhum Eko Septiansyah akan diberangkatkan ke Jakarta Pusat.
Adapun jenazah almarhum Bona Simanulang akan diberangkatkan menuju Palu, Sulawesi Tengah, dan jenazah almarhum Bebei Tabuni akan diberangkatkan menuju Ilaga, Kabupaten Puncak.(ant)