Timika, fajarpapua.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan seorang anggota Korps Brigade Mobil (Brimob) Polri di Napua, Jayawijaya, Papua pada Sabtu (18/6).
Dalam insiden tersebut, kelompok separatis pejuang kemerdekaan Papua itu juga mengakui telah merampas dua senjata milik anggota Brimob bernama Bripda Diego Rumaropen tersebut.
“Komnas TPNPB-OPM bertanggung jawab atas pembunuhan satu anggota Brimob dan rampas dua pucuk senjata di Wamena Papua,” kata Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.
Ia menyebutkan aksi penyerangan tersebut dilakukan oleh kelompok di bawah pimpinan Gen Goliath Naman Tabuni.
Menurutnya, pembunuhan terhadap aparat negara tersebut merupakan bagian dari operasi pasukan TPNPB-OPM yang dilakukan di seluruh Papua. Sebby menyatakan kegiatan tersebut didasari Deklarasi Perang Revolusi Tahapan 2017 di Puncak Jaya.
“Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM juga sampaikan turut berduka atas terbunuhnya anggota Brimob yang merupakan orang Asli Papua, karena pembunuhan ini sebenarnya tidak harus terjadi tapi telah terjadi karena terpaksa,” ucap dia.
TPNPB, kata dia, menganggap kematian Diego sebagai bentuk pemberian dua pucuk senjata yang dimilikinya kepada pasukan separatis yang telah dicap pemerintah sebagai teroris tersebut.
Sebby mengatakan peristiwa pembunuhan itu dilakukan kelompoknya pada pukul 15.20 WIT. Kala itu, korban bersama dengan salah seorang polisi lain hendak pergi ke Napua untuk menembak sapi.
Setelah kegiatan itu dilakukan, anggota polisi yang bersama Diego meninggalkan korban untuk melihat kondisi sapi yang ditembak tersebut. Hal itu membuat Diego berjaga di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) seorang diri.
Kemudian, dua anggota KKB melakukan penyerangan terhadap Diego menggunakan parang.
Pelaku Kelompok Egianus Kogoya
Berbeda dengan klaim TPN-PB OPM, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyimpulkan bahwa perampasan senjata milik anggota Brimob di Wamena dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Wilayah Nduga.
Ia mengatakan, kuat dugaan penyerangan terhadap Bripda Diego Rumaropen di Distrik Napua, Wamena pada 18 Juni lalu adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Nduga pimpinan Egianus Kogoya.
“Dugaan kuat dilakukan oleh kelompok Nduga,” ujar Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri kepada wartawan di Mapolda Papua, Senin (20/6).
Menindaklanjuti hal itu, Polisi kata Fakhiri tengah mengambil langkah-langkah tegas untuk menindak para pelaku.
“Kami tidak akan membiarkan siapapun di negara ini yang hidup seenaknya dengan melakukan kekerasan-kekerasan, baik itu kepada masyarakat ataupun aparat TNI-Polri,” ujarnya.
Polda Papua pun telah mempersiapkan kekuatan personel tambahan untuk menangkap para pelaku.
Dalam kasus ini, anggota KKB tak hanya membunuh Bripda Diego Rumaropen, namun juga merampas dan membawa lari dua senjata api yang saat itu dipegang korban.
Kata Fakhiri, dua senjata tersebut dimungkinkan kini dalam perjalanan ke Nduga. “Laporan terakhir sudah menuju ke sana (Nduga),” ungkapnya.(red)