Timika, fajarpapua.com – Ajakan beberapa pihak agar warga Mimika menggelar aksi demonstrasi menolak Nabire sebagai ibukota Provinsi Papua Tengah mendapat tanggapan dari tokoh masyarakat Mimika. Aksi demo apalagi sampai mengganggu aktifitas warga lain hanya akan melahirkan keresahan.
“Tidak perlu demo, tidak perlu turun jalan. Kalau tidak setuju sampaikan dengan alasan yang akurat dan masuk akal,” ungkap tokoh masyarakat Mimika, Arnolis Ronsumbre kepada fajarpapua.com, Sabtu (25/6) sore.
Dikemukakan, aksi demo tidak akan menghasilkan solusi malah hanya akan menimbulkan gesekan ditengah masyarakat. Apalagi, lanjut dia, masyarakat Mimika terkotak-kotak dalam posisi pro atau kontra.
“Sekarang ini di Mimika ada yang dukung Timika jadi ibukota, ada yang dukung Nabire jadi ibukota, tapi ada juga yang tidak dukung pemekaran,” tegasnya.
Karena itu menyikapi situasi yang terjadi Arnolis mengajak kepolisian untuk melakukan langkah antisipatif dengan mendekati tokoh-tokoh masyarakat.
“Demo hanya akan melahirkan keresahan. Pasti negara sudah memperhitungkan secara matang untung rugi penempatan ibukota provinsi,” tukasnya.
Ia mengajak warga Mimika agar berdoa ibukota Papua Tengah tetap di Timika. “Mari kita berdoa, pasti Tuhan berikan yang terbaik,” ujarnya.
Selain itu, Arnolis menyesalkan sikap Komisi II DPR RI yang dinilai sengaja melempar bola api ditengah masyarakat.
“Mereka putuskan ibukota lalu turun jaring aspirasi, ini sama saja memancing konflik. Semestinya mereka turun jaring aspirasi dulu baru putuskan mana ibukota,” tukasnya.(ana)