BERITA UTAMAPAPUA

Mengenal Sejarah dan Asal-usul Nabire, Ibukota Provinsi Papua Tengah yang Baru Disahkan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
137
×

Mengenal Sejarah dan Asal-usul Nabire, Ibukota Provinsi Papua Tengah yang Baru Disahkan

Share this article
IMG 20220701 WA0015
Peta Papua

SEPERTI kita ketahui, Kabupaten Nabire baru saja disahkan menjadi ibu kota Provinsi Papua Tengah dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Daerah Otonomi Baru (DOB) dalam pengambilan keputusan tingkat II di Rapat Paripurna DPR RI yang digelar Kamis, 30 Juni 2022.

Menurut data Wikipedia, Nabire adalah sebuah wilayah kecamatan atau distrik yang juga sekaligus Ibukota Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Indonesia.

ads

Distrik Nabire yang beribukota di Kelurahan Karang Mulia memiliki luas wilayah kurang lebih 127,00 km² dengan jumlah penduduk pada berdasar sensus Tahun 2020 tercatat sekitar 101.645 jiwa atau memiliki kepadatan penduduk sekitar 80,35 jiwa/km².

Nabire sendiri dari tulisan yang disadur fajarpapua.com dari situs resmi https://nabirekab.go.id adalah suatu wilayah Pemerintahan Kabupaten yang terhampar di seputar “Leher Burung” pulau Papua.

  1. Asal-usul dan Arti Nabire

Sebelum mengulas sejarah singkat Kabupaten Nabire maka terlebih dahulu akan disampaikan uraian secara singkat tentang asal usul dan arti Nabire dari beberapa sumber/versi.

Uraian mengenai cerita asal usul dan arti Nabire ini bukanlah untuk dipertentangkan tetapi merupakan wacana untuk dibahas secara bersama, sehingga nantinya bisa diketahui asal usul dan arti Nabire yang sebenarnya.

a. Versi Suku Wate

Berdasarkan cerita dari suku Wate, bahwa kata “Nabire” berasal dari kata “Nawi” pada zaman dahulu dihubungkan dengan kondisi alam Nabire pada saat itu yang banyak terdapat binatang jangkrit, terutama disepanjang kali Nabire.

Lama kelamaan kata “Nawi” yang mengalami perubahan penyebutan menjadi Nawire dan akhirnya menjadi “Nabire”.

Suku Wate yang terdiri dari lima suku yaitu Waray, Nomei, Raiki, Tawamoni dan Waii yang menggunakan satu bahasa terdiri dari enam kampung dan tiga distrik.

Pada tahun 1958, Konstein Waray yang menjabat sebagai Kepala Kampung Oyehe menyerahkan tempat/lokasi kepada Pemerintah.

b. Versi Suku Yerisyam

Menurut versi suku Yerisyam Nabire berasal dari kata “Navirei” yang artinya daerah ketinggalan atau daerah yang ditinggalkan.

Penyebutan Navirei muncul sebagai nama suatu tempat pada saat diadakannya pesta pendamain ganti daerah antara suku Hegure dan Yerisyam.

Pengucapan Navirei kemudian berubah menjadi Nabire yang secara resmi dipakai untuk memberi nama daerah ini oleh Bupati pertama yaitu Bapak AKBP. Drs. Surojotanojo, SH (Alm).

Versi lain Suku ini bahwa Nabire berasal dari Na Wyere yang artinya daerah kehilangan.

Pengertian ini berkaitan dengan terjadinya wabah penyakit yang menyerang penduduk setempat, sehingga banyak yang meninggalkan Nabire kembali ke kampungnya dan Nabire menjadi sepi lambat laun penyebutan Na Wyere menjadi Nabire.

c. Versi Suku Hegure

Versi dari suku ini bahwa Nabire berasal dari Inambre yang artinya pesisir pantai yang ditumbuhi oleh tanaman jenis palem-palem seperti pohon sapu ijuk, pohon enau hutan, pohon nibun dan jenis pohon palem lainnya.

Akibat adanya hubungan/komunikasi dengan suku-suku pendatang, lama kelamaan penyebutan Inambre berubah menjadi Nabire.

d. Dalam Hubungannya Dengan Pemerintahan

Nabire dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan saat ini merupakan kependekan dari kata-kata N-nyaman, A-Aman, B-bersih, I-indah R-ramah, E-elok yang mengandung makna bahwa “Nabire” (nyaman, aman, bersih, indah, ramah dan elok) tersebut merupakan suatu kondisi yang diharapkan dan membutuhkan keterlibatan semua lapisan masyarakat untuk mewujudkannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *