Timika, fajarpapua.com– Ditengah gencarnya Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong masyarakat di Provinsi Papua untuk berdonor guna memenuhi kebutuhan darah di daerah ini.
Saat ini memang masih banyak ditemui warga terutama orang asli Papua yang enggan mendonorkan darah mereka.
“Hal itu terjadi lebih karena masyarakat belum mendapatkan informasi terkait manfaat berdonor bagi kesehatan pribadi masing-masing,” ujar Ketua PMI Provinsi Papua, Zakius Degei saat ditemui wartawan Senin (8/8) lalu.
Zakius yakin jika PMI mampu memberikan sosialisasi kepada warga, peran serta orang asli Papua dalam mendonorkan darahnya akan meningkat.
“Padahal dengan rutin mendonorkan darah, manfaatnya bisa dirasakan langsung bagi pendonor terutama dengan kesehatan mereka. Ini yang kurang disosialisasikan sehingga banyak warga yang enggan Berdonor,” ujarnya.
Sementara saat ditanya terkait jumlah kebutuhan darah di Papua, Zakius secara umum pihaknya belum mengetahui secara pasti.
Namun ujarnya, untuk Kota Jayapura sendiri saat ini setiap harinya membutuhkan kurang lebih sekitar 50 kantong darah.
Zakius juga mengungkapkan untuk menenuhi kebutuhan darah tertentu pihaknya juga terkadang harus mendatangkan dari beberapa wilayah bahkan dari Makassar.
“UTD Jayapura saat ini menyuplai kebutuhan darah untuk tujuh rumah sakit dengan jumlah kebutuhan darah sekitar 50 kantong per hari. Namun demikian sampai saat ini kebutuhan darah masih bisa dipenuhi. Hanya untuk kebutuhan darah tertentu saja yang kadang didatangkan dari Makassar,” ujar Zakius. (mas)