BERITA UTAMAMIMIKA

KPK Dinilai Sengaja Cetuskan Konflik di Mimika, Ratusan Warga Amungme Tolak Provokasi Gereja untuk Bela Tersangka Korupsi

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
3
×

KPK Dinilai Sengaja Cetuskan Konflik di Mimika, Ratusan Warga Amungme Tolak Provokasi Gereja untuk Bela Tersangka Korupsi

Share this article
IMG 20220905 WA0062
Para tokoh Amungme saat menggelar aksi menolak upaya provokasi gereja

Timika, fajarpapua.com – Ratusan warga Amungme (suku asli Mimika – Papua) pada Senin (5/9) berkumpul di Jalan Baru, Timika. Mereka menyerukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera menahan tersangka korupsi Gereja Mile 32 Timika.

Mereka juga menolak upaya membenturkan gereja Kingmi dengan negara dan KPK. Sebab menurut mereka tindakan korupsi yang dilakukan oleh para tersangka merupakan kemauan pribadi bukan atas nama Gereja Kingmi.

ads

“Karena gereja mengajarkan kejujuran, mengajarkan kebenaran, gereja tidak pernah mengajarkan membela kesalahan. Kami mengecam kalau ada pimpinan agama yang sengaja membawa-bawa nama agama, membawa-bawa nama gereja untuk membela tersangka korupsi. Kami sangat mengecam upaya membenturkan gereja dengan negara,” ungkap Markus Beanal, tokoh masyarakat sekaligus jemaat Gereja Kingmi dalam orasinya dihadapan ratusan warga Amungme.

Ia mengemukakan, surat undangan aksi demonstrasi yang digelar Selasa (6/9) merupakan upaya mempolitisasi gereja untuk melindungi tersangka korupsi.

“Kejadian seperti ini bisa terjadi karena KPK sengaja membiarkan kasus ini bertele-tele, sudah jelas-jelas tersangka tapi tidak ditahan. KPK membiarkan masyarakat terus diprovokasi akhirnya sesama masyarakat perang,” tegasnya.

Markus menyatakan, para pendeta yang menyebarkan surat undangan demonstrasi tersebut semestinya menyadari jika mereka adalah perwakilan Tuhan, tentara Tuhan untuk menjaga umat.

“Dia harus jaga kebenaran, tidak boleh bawa masyarakat ke sesuatu yang benar-benar salah. Sangat salah sekali kalau suruh umat bela yang salah. KPK tidak mungkin mengkriminalisasi warga, justru warga yang korupsi yang ditindak KPK,” tegasnya.

Tokoh Amungme lainnya, Selinus Mom juga menyerukan kepada KPK agar tidak bertele-tele memproses lanjut kasus tersebut sehingga ada kepastian hukum.

“Kami siap amankan. Kami jamin Timika tetap aman. Pak Barnabas Suebu yang kelola uang kecil saja sampai dipenjara 8 tahun. Tapi gereja Kingmi yang nilainya besar kenapa KPK sengaja biarkan. KPK perlu diperiksa, ada apa sehingga biarkan kasus ini tidak ada kelanjutannya,” tegas Selinus.

Menurut dia, pihaknya tidak pernah mempersoalkan bantuan untuk gereja tersebut. Namun sebagai warga gereja Kingmi, Selinus mengaku malu dengan gereja dan agama lain di Timika.

“Di Timika ada beberapa agama dan beberapa gereja. Orang bangun gereja ada aturannya.
KPK kalian ke sini datang cari uang atau datang periksa koruptor?. Kasihan masyarakat Timika, banyak di pesisir dan pedalaman yang hidup miskin. Kasihan gereja-gereja lain di Timika, mereka tidak dapat apa-apa. Dana APBD Mimika jangan dijadikan dana pribadi. Kami keluarga dekat saja baku musuh, apalagi yang lain,” tegasnya.

Tokoh Amungme lainnya, Antonius Kemong menegaskan, masalah korupsi di Timika sudah darurat, tidak boleh masyarakat lindungi koruptor.

“Harus dukung penegakan hukum. Tidak boleh dibiarkan bebas. Tidak boleh bela. Satu orang korupsi gereja Kingmi tetap baik, katolik tetap baik, gereja-gereja lain tetap baik. Camkan ini hai orang Amungme dan Kamoro, kalian orang baik, jangan karena tindakan satu dua orang kalian yang dijelekkan,” tegasnya.

Sementara Yafet Beanal, tokoh pemilik hak sulung Mimika meminta tersangka korupsi Gereja Kingmi harus mendapat kepastian hukum.

“Karena gereja bukan jadi proposal. Tidak boleh diamkan masalah ini. Kami ingatkan jangan sampai ada korban jiwa nanti di Timika. Sekarang KPK sudah membiarkan masalah ini, KPK harus bertanggungjawab kalau masyarakat perang,” tegas Yafet.

Ia mengemukakan, jika tersangka ditahan KPK Timika dijamin aman. Sebab, warga Mimika sudah paham dengan kasus yang menimpa Bupati Mimika tersebut.

“Saya ingatkan KPK supaya segera tahan para tersangka korupsi yang sudah diumumkan. Kalian tunggu apalagi? Apakah negara ini masih ada hukum?. Berani kalian tidak tahan, saya akan bikin bubar Timika. Kalian jangan bisniskan kasus korupsi di Timika,” tandasnya.

Sedangkan tokoh lainnya, Ruben Ogolmagai menegaskan, tindakan korupsi ibarat kotoran yang harus dibersihkan.

“Tapi jangan suruh masyarakat yang lap, jangan suruh jemaat Gereja Kingmi yang lap karena uang itu bukan dinikmati warga Kingmi. Suruh KPK saja yang lap,” tukasnya.

Para tokoh sepakat kasus tersebut harus diselesaikan oleh KPK agar Timika aman. Orasi selama hampir 4 jam itu berlangsung dalam suasana aman. Para tokoh sepakat melarang warganya ikut Dalam aksi demonstrasi. “Yang lain yang makan isi, kita hanya dapat tulang, kami tidak bakalan ikut,” ungkap Penias, warga lainnya.

Beredar informasi akan diadakan aksi demo menuntut Bupati Mimika Eltinus Omaleng untuk tidak ditangkap terkait kasus korupsi gereja mil 32 Timika, Papua Tengah.

Seruan penghentian kriminalisasi terhadap Bupati Mimika Eltinus Omaleng disuarakan Dewan Gereja Papua yakni Gereja KINGMI, Gereja GIDI, Gereja Baptis, GKII dan Persekutuan Gereja-Gereja di Mimika.

Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra saat dikonfirmasi terkait aksi tersebut menyatakan belum diberitahukan dan pihaknya belum memberikan ijin.

“ Terkait isu demo itu kita belum memberikan izin,” ungkap Kapolres Mimika singkat saat dimintai tanggapannya usai Konferensi pers di Rimba Papua Hotel Senin, (4/9/2022).(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *