Timika, fajarpapua.com – Masalah antrian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU Timika masih sering terjadi.
Bahan bakar bersubsidi yang menjadi “buruan” para sopir truk itu sering terjadi kekosongan lantaran kuota yang terdistribusi ke SPBU hanya 8.000 liter. Selain itu waktu pelayanan dari Pertamina dinilai lambat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika melalui Kabid Perdagangan, Selfina Pappang mengatakan lambatnya layanan sudah sering dibahas bersama Pertamina.
“Kita sering komunikasikan dengan pihak Pertamina terkait teknis penyaluran solar, jarak dari Pomako kesini harusnya bisa lebih awal, antrinya dibawah itu pagi,” ujar Selfina Jumat (21/1) saat ditemui di ruang kerjanya.
Disperindag sudah menyampaikan agar waktu pelayanan diatur kembali, sehingga sebelum jam 8 pagi sudah ada di SPBU.
“Sudah diatur, tapi masih sering terjadi keterlambatan. Kalau terus seperti itu masalah tidak akan selesai, karena seperti truk-truk itu dari pagi sudah antri,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Plt. Kepala Disperindag Petrus Pali Ambaa bahwa saat dilakukan pengawasan, penyaluran sering diatas jam 10.00, dengan kondisi jatah 8.000 liter. Padahal seharusnya lebih diutamakan penyaluran untuk menghindari antrian.
“Saat kami lakukan pengawasan di lapangan, sering terjadi diatas jam 10 baru datang penyaluran, seharusnya bisa lebih awal lagi,” kata Petrus.
“Intinya harus pagi, kalau bisa dibawah jam 9 sudah ada penyaluran di SPBU, kalau tidak, ya akan terjadi seperti itu terus,” tutupnya. (feb)