BERITA UTAMAPAPUA

Hari Ulang Tahun ‘Mambesak’ ke-43, Generasi Muda Diminta Mencintai Seni Budaya Papua

cropped cnthijau.png
20
×

Hari Ulang Tahun ‘Mambesak’ ke-43, Generasi Muda Diminta Mencintai Seni Budaya Papua

Share this article
Pagelaran Seni Budaya Papuan Voices Merauke
Pagelaran Seni Budaya Papuan Voices Merauke

Merauke, fajarpapua.com – Hari ‘Mambesak’ menjadi tonggak sejarah lahirnya seni budaya rakyat Papua. Dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Group Musik Mambesak ke-43 ini, Papuan Voices Wilayah Merauke menggelar seni olah vokal (nyanyian) lagu-lagu khas daerah Papua yang dilaksanakan di pelataran Asrama Putra Yagawa di Mangga Dua, Kelapa Lima, Merauke, Kamis (5/8).


‘Mambesak’ adalah grup musik rakyat Papua yang lahir 43 tahun yang lalu yakni 5 Agustus 1978 di Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih (Uncen) di Jayapura, Papua. Tokoh utama grup ini adalah Arnold, Ap yang meninggal tahun 1984. Mambesak mengangkat tema permasalahan politik Papua, seperti tentangan terhadap masalah lingkungan akibat pertambangan. Mambesak menginspirasi pembentukan grup musik di Papua lainnya.

ads


Aktor Senior Mambesak Wilayah Merauke, Damianus Fakur mengatakan, Grup Mambesak didirikan untuk mengangkat budaya dan jati diri masyarakat khususnya kesenian rakyat Papua. Ruang kesenian sangat terbuka untuk dikembangkan dan perlu dilestarikan oleh generasi muda di sepanjang zaman.


“Saat didirikan tahun 1978, pemimpin kita, Bapak Arnold Ap, dia memimpin kita untuk mengangkat tari-tari atau lagu-lagu daerah Papua. Seni itu merupakan bahasa dunia, termasuk seni suara, seni tari seni lukis, seni ukir dan sebagainya. Jadi kita dengan teman-teman di seluruh Papua, kita di Papua Selatan dari Merauke sampai Asmat juga punya komunitas kecil untuk saling membantu mengangkat budaya seni.


“Akhirnya kita mulai terlibat dan memberikan lagu-lagu kita untuk rekaman. Dan Bapak Arnold Ap menekankan kepada kita bahwa jangan sampai perkembangan musik dari luar yang masuk, dia akan menggeser musik daerah. Irama musik kampung harus tetap dijaga dan diabadikan. Dan setelah itu, kita turun ke daerah untuk membuat pengembangan musik daerah selanjutnya,” kata Damianus yang ditemui fajarpapua.com di Asrama Putra Yagawa Kelapa Lima Merauke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *