Timika, fajarpapua.com – Investasi bodong net89 yang sudah diblokir Bappebti diduga meninggalkan kerugian yang luar biasa bagi sejumlah warga Timika. Bahkan total nilai kerugian mencapai miliaran bahkan puluhan miliar rupiah.
Sumber fajarpapua.com, Sabtu (12/2) malam mengemukakan, jumlah nasabah net89 di Kota Timika mencapai ratusan orang. Ada yang nekat berinvestasi mencapai Rp 1 miliar rupiah. Bahkan ada oknum pengusaha yang menaruh modal hingga Rp 2 miliar.
“Ngeri, masyarakat saya satu orang ada yang Rp 500 juta, ada yang hampir Rp 1 miliar. Bahkan ada pengusaha yang mencapai Rp 2 miliar. Korban banyak,” paparnya.
Dikemukakan, sistem ponzy yang diterapkan Net89 sebenarnya sudah memberi alarm ada yang tidak beres dengan tawaran investasi tersebut.
“Mereka cari pengikut, ini yang bahaya, berarti sudah tidak murni, mirip sistem multi level marketing,” tukasnya.
Dia berharap uang nasabah bisa dikembalikan oleh para pelaku usaha jasa investasi tersebut.
Terkait kondisi ini, Net89 mulai diburu/ditagih janji oleh nasabahnya setelah heboh di dunia trading karena pemerintah menertibkan investasi bodong yang tidak jelas dan maraknya penipuan yang mengatasnamakan robot trading, investasi forex dan lain sebagainya.
Nasabah net89 mulai menagih janji-janji PT.SMI sebagai pihak pengembang dari robot trading net89 ini.
Maraknya nasabah net89 menagih janji pengembalian dananya dikarenakan beberapa diantaranya bahkan mengaku sudah tidak bisa lagi melakukan penarikan atau withdrawal dari platoform tersebut.
Sebelumnya, Bappebti telah memblokir sejumlah perusahaan robot trading karena diduga melanggar Undang-undang dan menyalahgunakan perizinan.
Sepanjang tahun 2021, Bappebti memblokir 1.222 situs website terkait investasi ilegal.
Termasuk diantaranya adalah 336 robot trading seperti Net89/SmartX, Auto Trade Gold, Viral Blast, Raibot Look, DNA Pro, EA 50, Sparta, Fin888, Fsp Akademi Pro serta perusahaan lain yang sejenis.
Bukan tanpa alasan jika Bappebti bergerak lincah memblokir perusahaan robot trading ilegal. Hal itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari bahaya investasi ilegal yang merugikan.
Nah Anda member robot trading yang baru saja ditutup operasionalnya oleh Bappebti perlu menyimak kisah tragis investasi robot trading ilegal berikut ini.
Kisah ini dialami Dahlan Wiradana, member robot trading asal Gunung Sitoli, Nias, Sumatera Utara.
Menurut Dahlan, dia menempatkan seluruh tabungan terakhirnya di salah satu robot trading. Namun karena kekhawatiran scam, Dahlan pun mencoba melakukan withdraw atau WD.
Dan benar saja, dia tidak bisa melakukan WD. Dahlan pun harus kehilangan seluruh tabungan terakhirnya, yang merupakan simpanan saat pandemi.
Kisah Dahlan tersebut ditulis pada petisi online di platform change.org pada 17 Oktober 2021. Hingga saat ini, Sabtu 12 Februari 2022, petisi yang dibuat Dahlan telah meraih lebih dari 21.000 orang pendukung.
“Tabunganku dan Banyak Orang Hilang karena Penipuan Mark AI. Usut Tuntas Kasus Penipuan Itu,” demikian petisi yang ditulis Dahlan Miradana.(ana/net)
