Jayapura,fajarpapua.com-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan apresiasi kepada Pemda Kabupaten Jayapura dalam mendukung pelaksanaan proses implementasi Kurikulum Merdeka.
Hal itu diungkapkan Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto kepada wartawan usai melakukan kunjungan ke SMKN 1 Sentani dan SMPN 4 Sentani, Rabu kemarin.
Wardani mengatakan, dari kunjungan di kedua sekolah itu pihaknya melihat antusiasme dan dukungan Pemkab Jayapura dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
“Implementasi Kurikulum Merdeka idealnya diterapkan berdasarkan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Tidak ada kewajiban bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan atau mengimplementasikan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022 ini. Semuanya tergantung kondisi dan kebutuhan peserta didik,” ujarnya.
Wardani menjelaskan, pilihan implementasi kurikulum baik Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, maupun Kurikulum Merdeka dengan kategori Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, atau Mandiri Berbagi bukan untuk menunjukkan kinerja daerah.
Ia berharap agar satuan pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka jalur mandiri dapat belajar secara mandiri dan terlibat aktif dalam komunitas belajar dengan memanfaatkan platform Merdeka Mengajar.
Sementara itu Wakil Bupati Jayapura, Giri Wijayantoro, menyatakan kesiapan Kabupaten Jayapura untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka demi pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik.
Dirinya mengajak seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk memanfaatkan platform Merdeka Mengajar guna mempermudah proses pembelajaran.
Berdasarkan keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Nomor 034/H/KR/2022 tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Pelajaran 2022/2023, untuk Kabupaten Jayapura tertulis bahwa pada jenjang PAUD terdapat 17 sekolah, jenjang SD terdapat 14 sekolah, jenjang SMK terdapat 2 sekolah, jenjang SMA/SMK terdapat 8 sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat terdapat 1 sekolah.
Selain itu, pada kesempatan ini disampaikan pula laporan implementasi program sekolah penggerak (PSP) dan Program Guru Penggerak (PGP). Program Sekolah Penggerak (PSP) berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi literasi, numerasi, dan karakter.
“Ada satu pemikiran besar yang luar biasa untuk mempersiapkan generasi berikut yang mampu bersaing, menempatkan diri, dan mengelola sumber daya alam. Sejak dini kita persiapkan mereka untuk menjadi generasi yang pandai melihat peluang,” katanya.
Giri menyebutkan kedepan, orang asli Papua diharapkan menjadi manajer-manajer di negerinya sendiri, dan berharap para pendidik betul-betul lebih mengerti dan bersikap visioner atas apa yang direncanakan dalam mempersiapkan generasi yang mampu bersaing mengingat saat sekarang dunia dalam genggaman teknologi.(hsb)