BERITA UTAMAPAPUA

Tahun 2022 Terjadi Inflasi di Papua Sebesar 0,95 Persen

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

Tahun 2022 Terjadi Inflasi di Papua Sebesar 0,95 Persen

Share this article
IMG 20230105 WA0016
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua, Juli Budi Winantya

Jayapura, fajarpapua.com– Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua, Juli Budi Winantya, menyampaikan Provinsi Papua mengalami inflasi sebesar 0,95 persen pada bulan Desember 2022.

“Secara tahunan, Inflasi di Provinsi Papua mencapai 5,68 persen (yoy) atau berada pada peringkat ke 13 dari 34 provinsi berdasarkan inflasi tahunan terendah,” katanya, Rabu (4/1/2023).

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Ia mengatakan, inflasi di Provinsi Papua didorong oleh Kelompok Transportasi dengan inflasi tahunan sebesar 17,03 persen (yoy) sehingga menyumbang andil inflasi sebesar 2,02 persen.

Juli menuturkan, tingginya sumbangan inflasi kelompok transportasi disebabkan oleh inflasi pada komoditas Angkutan Udara yang tumbuh sebesar 20.53 persen (yoy) dan memberikan andil inflasi sebesar 0,86 persen.

“Peningkatan harga avtur yang mencapai 53,38 persen (yoy) dan juga pemulihan aktivitas masyarakat intra dan antar provinsi di Papua menjadi pendorong utama peningkatan tarif Angkutan Udara,”ucap dia.

Lebih lanjut dijelaskan Juli, konflik geopolitik yang mendorong harga energi global juga turut memberikan tekanan pada komoditas Bensin yang tumbuh sebesar 28,84 persen (yoy) sehingga memberikan andil sebesar 0,81 persen.

Kenaikan harga Bensin tersebut, kata dia, menyebabkan penyesuaian (second round effect) pada tariff Angkutan Dalam Kota sehingga komoditas tersebut juga mengalami inflasi hingga 37,43 persen (yoy) atau memberikan andil hingga 0,20 persen.

Selain itu, menurut Juli, implikasi dari kenaikan harga energi global juga turut memberikan dampak kepada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar yang tumbuh sebesar 2,60 persen (yoy) dan memberikan andil sebesar 0,26 persen, akibat peningkatan harga komoditas Bahan Bakar Rumah Tangga dengan andil inflasi tahunan sebesar 0,25 persen.

Sedangkan untuk, kelompok makanan, minuman dan tembaki juga mencatatkan inflasi sebesar 5,26 persen (yoy) sehingga menyumbangkan andil inflasi sebesar 1,95 persen terhadap inflasi Provinsi Papua.

“Beras menjadi penyumbang inflasi utama pada kelompok ini dengan andil sebesar 0,29 persen akibat hasil panen yang dibawah perkiraan pasca terjadi cuaca yang buruk di Kabupaten Merauke yang notabene merupakan lumbung pangan Provinsi Papua,”tambahnya.

Sementara itu, kata Juli, peningkatan Cukai Rokok sebesar 12 persen pada tahun 2022 menyebabkan 3 komoditas pada subkelompok tembakau, yaitu Rokok Putih, Rokok Kretek Filter dan Rokok Kretek menyumbangkan andil inflasi tahunan sebesar 0,36 persen.

Di sisi lain, terdapat beberapa komoditas pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang menahan terjadinya inflasi lebih tinggi lagi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua, Juli Budi Winantya menambahkan, peningkatan produksi intra daerah serta semakin intensifnya kerjasama antar daerah mendorong peningkatan pasokan pada komoditas hortikultura seperti Cabai Rawit dan Tomat yang hingga Desember 2022 mencatatkan andil deflasi masing-masing sebesar -0,12 persen dan -0,09 persen.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *