BERITA UTAMAMIMIKA

Dari Peresmian Perguruan Muhammadiyah Mimika, Haedar Nashir: Islam Rahmat Bagi Semesta Alam

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
8
×

Dari Peresmian Perguruan Muhammadiyah Mimika, Haedar Nashir: Islam Rahmat Bagi Semesta Alam

Share this article
IMG 20230217 WA0002
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat menandatangani prasasti peresmian Gedung Perguruan Muhammadiyah Mimika.Foto: Mas

Timika, fajarpapua.com- Muhammadiyah siap berkolaborasi dengan semua kelompok untuk menerjemahkan inti ajaran Islam, yaitu rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil-‘alamin).

Hal itu ditegaskan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir saat menyampaikan sambutan dalam peresmian Perguruan Muhammadiyah Mimika pada Kamis (16/2) kemarin.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Menurut Haedar, pendirian Perguruan ini beserta seluruh amal usaha Muhammadiyah di manapun ditujukan untuk menghadirkan nilai utama atau Al-qimmah al-fadhilah.

“Gedung Perguruan Muhammadiyah yang pembangunannya dilakukan penuh perjuangan dengan semangat kebersamaan. Sehingga motto dengan bersatu dan bersaudara kita membangun, itulah semangat spirit Muhammadiyah dan itulah spirit Islam,” tegasnya.

Haedar juga mengatakan Muhammadiyah merawat tradisi Islam untuk menghadirkan peradaban dan masyarakat maju yang berasaskan ilmu serta menebar rahmat sebagaimana yang telah dibangun oleh para ulama Islam.

“Maka di bumi manapun Islam hadir, di Papua, di seluruh negeri di Indonesia tercinta bahkan di Eropa, Amerika dan lainnya, sejatinya Islam itu menebar rahmat bagi semesta alam,” kata Haedar.

Dalam kesempatan itu, Haedar juga menegaskan visi inklusif serta kultur taat asas Muhammadiyah dalam berjuang menerjemahkan nilai-nilai utama Islam di atas terlebih di wilayah yang plural seperti bumi Papua.

“Begitu juga nilai-nilai agama yang dihadirkan itu memang di satu pihak memberi peneguhan akidah dan ibadah, tapi kita juga menghormati agama dan kepercayaan saudara-saudara kita apapun agamanya dalam prinsip lakum dinukum waliyaddin, bagimu agamamu, bagiku agamaku,” terangnya.

Dalam berjuang, maka Muhammadiyah kata Haedar mengutamakan kerja sama dengan semua pihak sembari berpedoman pada pemaknaan etis benar-salah, baik-buruk, pantas dan tidak pantas.

“Agama mengajarkan agar memperjuangkan kepentingan itu ambil yang benar dan jangan ambil yang salah. Ambil yang baik dan jangan ambil yang buruk. Ambil yang pantas, dan jauhi yang tidak pantas,” pesan Haedar.

“Sering ada penyalahgunaan dalam memperjuangkan kepentingan itu baik atas nama agama, tapi juga atas nama lain seperti ideologi, politik, dan kepentingan-kepentingan lain. Maka agama juga mengajarkan agar kita saling mengenal, saling bekerja sama dalam memperjuangkan itu agar tidak homo homini lupus. Manusia menjadi serigala bagi yang lain. Agar kita tidak memperjuangkan diri dan kelompok sendiri,” tutupnya. (mas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *