Timika, fajarpapua.com – Dari 300 orang anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Mimika, tercatat hanya 30 orang dengan status dokter spesialis.
“Dokter spesialis tercatat hanya 10 persen dari keseluruhan anggota IDI Kabupaten Mimika atau berjumlah 30 orang saja,” ujar Ketua IDI Kabupaten Mimika, dr. Leonardus Pardede kepada fajarpapua.com, Sabtu (20/4) kemarin.
Jumlah ini menurutnya cukup minim jika dibanding dengan kebutuhan di daerah ini, sehingga dirinya berharap para dokter dapat mengambil spesialis.
“Kabupaten Mimika memang memiliki banyak dokter dengan status dokter umum, namun jumlah dokter spesialis masih kurang,” ujarnya.
Pardede mengungkapkan, pihaknya akan berusaha mendorong anggota IDI Kabupaten Mimika untuk mengambil pendidikan spesialis anak, penyakit dalam, jantung, bedah, analisis patologi klinik dan analogi juga kebidanan.
“Karena memang ini sangat dibutuhkan di masyarakat saat ini. Bayangkan kalau Timika memiliki dokter spesialis jantung, resiko kematian akibat penyakit ini bisa dikurangi, diabetes lalu penyakit lainnya bisa ditangani lebih dini sehingga usia hidup pasien bisa lebih panjang,”ujarnya
Selain itu Pardede juga menilai, saat ini banyak dokter yang fokus bertugas di wilayah perkotaan dan untuk daerah terpencil sangat kurang.
Untuk itu dirinya berharap pemerintah memperhatikan infrastruktur kesehatan, jaminan keamanan dan insentif kepada dokter yang bertugas terutama di pedalaman.
“Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi keberadaan dokter umum terutama di Puskesmas terpencil,” tutupnya. (moa)
