BERITA UTAMAMIMIKA

Beredar Video Detik-detik Bocah Tewas di Kali Mayon Timika, Korban Ucapkan Selamat Tinggal dan Sebut Nama “Yesus”

cropped cnthijau.png
8
×

Beredar Video Detik-detik Bocah Tewas di Kali Mayon Timika, Korban Ucapkan Selamat Tinggal dan Sebut Nama “Yesus”

Share this article
Korban sesaat sebelum kecelakaan
Korban sesaat sebelum kecelakaan

Timika, fajarpapua.com – Kepergian Septi Banding, bocah kelas 4 SD yang tenggelam di Kali Mayon, Kamis (11/3) pukul 15.00 WIT masih menyisahkan duka mendalam.

Ayah dan ibunda korban, Gregorius Banding dan Hendi Embung duduk di samping tempat tidur bekas jazad anaknya dibaringkan. Sementara jenazah bocah lelaki periang itu sudah dikuburkan Jumat (12/3).

Klik iklan untuk info lebih lanjut

Hendi terus meratapi kepergian buah hatinya. Apalagi Septi si sulung adalah satu-satunya anak lelaki. Dia punya seorang adik putri, umurnya masih kecil.

Semasa hidup, Septilah yang menjaga sang ibu. Sebab, Gregorius harus selalu ke pesisir, dia kerja di sana.

“Dia pernah bilang, mama aman saja, saya yang ganti bapa jaga mama, mama tidak usah takut,” ujar Hendi menirukan ucapan bocah mungilnya.

Hendi terus menangis. Dia belum bisa menerima kenyataan keduanya telah berpisah selamanya. Naluri seorang ibu benar-benar telah menghancurkan hatinya.

Minta Berenang dan Foto Wajah Blur

“Selama satu minggu ini dia selalu minta bapanya supaya pergi mandi di Kali Mayon, kami sampai heran kenapa dia minta terus ke sana,” pungkasnya sambil air mata terurai.

Signal kepergian Septi sebenarnya sudah ditunjukkan sejak seminggu lalu. Saat itu mereka makan bersama. Hendi mengabadikan moment itu, namun aneh wajah anaknya kabur.

“Karena kabur makanya saya tidak posting. Tapi sorenya saya pikir ini ada apa, kenapa anak saya tidak ada di foto,” tuturnya.

Coba Beri Pernafasan Saat Mulut Berdarah

Hidung Gregorius memar. Mulutnya bengkak. Dia dianiaya tiga pria yang saat kejadian menemukan jenazah anaknya. Mungkin ketiganya kesal. Goris, demikian dia disapa menerima perlakuan itu.

Tapi dia sendiri tidak paham. Mengapa di keramaian orang mandi, tak satupun yang melihat Septi tenggelam. Dia sendiri saat itu memperhatikan anak perempuannya, adik almarhum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *