Soal sub bidang sosial, budaya dan agama menurut dia penempatan pegawai harus adil antara Kamoro dan Amungme.
Kepala Suku Besar Kamoro Timoteus Samin menuturkan YPMAK harus menghidupkan kembali pengembangan bakat dan minat warga dua suku.
Jika dulu kata Samin, keperpihakan untuk pengembangan budaya sangat terasa dimana YPMAK memfasilitasi pengukir- pengukir profesional dari Kamoro.
Begitu pula dengan membudayakan bahasa daerah Kamoro dan Amungme dikalangan generasi muda sehingga mereeka tidak lupa dengan budaya mereka sendiri.
“Butuh peran dari YPMAK agar memfasilitasi hal ini bekerjasama dengan tokoh- tokoh dari dua suku ini,” harapnya.
Tokoh Kamoro lainnya, Sabinus Bokeyauw berharap YPMAK tetap fokus dengan pendidikan untuk dua suku asli Mimika.
“Kirim sebanyak-banyaknya anak Kamoro dan Amungme untuk belajar di kota studi. Karena dengan pendidikan membuat warga dua suku tidak dipandang enteng oleh orang lain. Anak-anak Kamoro dan Amungme yang sudah selesai studi, YPMAK diharapkan ikut menyiapkan lapangan kerja baik di perusahaan, Pemkab dan YPMAK sendiri,” bebernya.
Sementara Staf Divisi Humas YPMAK, Tobias Maturbongs meminta untuk kepastian program bisa berkoordinasi dengan Wakil Direktur Perencanaan Program, Ida Karupukaro.
“Kami hadir hari ini hanya sosialisasi perubahan nama dari LPMAK menjadi YPMAK, termasuk struktur organisasi, tugas dan fungsi,” tukasnya.
Saat ini lanjut Tobias, konsultan sedang merampungkan penyusunan visi misi dan Renstra YPMAK sebagai arah dan rambu kerja lembaga itu kedepan.(mar)