BERITA UTAMAGEBYAR PON PAPUA

Dapat Dua Perak, Pelatih Judoka Papua Barat : Ada Potensi Judo di Papua

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
12
×

Dapat Dua Perak, Pelatih Judoka Papua Barat : Ada Potensi Judo di Papua

Share this article
Zisilia Gloria Stepanie saat bertanding dalam laga final./Foto: Yunita Simon/HumasPPM
Zisilia Gloria Stepanie saat bertanding dalam laga final./Foto: Yunita Simon/HumasPPM

Timika, fajarpapua.com – Papua Barat menyumbangkan dua medali perak dari Cabang Olahraga Judo kelas +100 Kg dan +78 Kg dalam pertandingan PON XX Papua 2021, di Venue Cabor Judo di Graha Eme Neme Yauware, Juma (1/10/2021).

Perak pertama diraih oleh Frangkling Kakalang dari kelas +100 Kg usai bertarung dengan Billy Sugara dari Jawa Barat. PON XX Papua merupakan PON ketiga baginya.

ads

“PON sebelumnya di Riau saya dapat perunggu terus PON di Jabar dapat perak, dan di Papua juga saya dapat perak,” katanya ketika diwawancarai di Gedung Eme Neme Yauware, Sabtu (2/10/2021).

Lawan terberatnya di PON XX babak final berhadapan dengan Billy Sugara.

Atas pengalaman pahit ini ia menyadari butuh evaluasi mencari teman sparring yang lebih banyak untuk bisa bertanding yang lebih baik di PON akan datang.

“Karena di Papua Barat itu kekurangan sparring khususnya saya yang kelas di atas 100 kilogram. Saya butuh sparring badannya sama karena kalau lawan yang kecil-kecil tidak seimbang,” ucapnya.

Meskipun belum mengoleksi emas selama tiga kali PON, ia tetap dengan bangga sebagai atlet judo.

“Yang jelas bangga dengan capaian yang saya dapat kemarin, dengan saya dapat juara dua sudah bersyukur sekali,” katanya.

Sementara Zisilia Gloria Stepanie Mailoa yang turun di kelas +78 Kg putri kalah dari Dewa Ayu Mira Widari dari Bali saat final juga bersyukur masih mendapat perak.

PON ini merupakan yang ke empat kalinya ia bertarung di atas arena.

Pertama kali mengikuti PON di Kalimantan Timur ia mendapatkan medali emas, PON di Riau juga mengoleksi emas namun PON di Jawa Barat hanya bisa mengumpulkan perunggu.

“Puji Tuhan sampai saat ini saya masih mencintai tanah saya Papua Barat. Saya terharu sekali, saya bersyukur karena Tuhan berikan kehidupan, saya banyak motivasi dan bagaimana mengalahkan lawan,” katanya.

Atlet yang sebelumnya menggeluti dunia gulat ini, mengaku baru lima tahun mendalami ilmu bela diri judo.

Juga merasa bangga PON XX bisa dilaksanakan di Papua.

“Saya rasa bangga sekali dengan adanya kompetisi PON di Papua. Saya bersyukur apa yang dilaksanakan di tanah ini akhirnya bisa mengembangkan olahraga judo ini,” ungkap wanita 31 tahun tersebut.

Jhon Wattimena, Pelatih Judoka Papua Barat berharap dengan prestasi yang diraih oleh dua senior tersebut bisa memberikan motivasi untuk para junior supaya merangsang mereka untuk bisa juara. Teristimewa untuk Papua dan Papua Barat, supaya bisa berkembang atlet judo.

“Karena saya juga mantan atlet Papua. Untuk judo ini bisa berkembang di suatu daerah itu harusnya ada club-club yang dibangun,” kata Jhon.

Khusus di Papua dan Papua Barat menurut Jhon, perlu ada rangsangan dari pengurus besar agar ada pengadaan pelatih, pembuatan club-club supaya ada kompetisi.

“Kompetisi yang nanti bisa melahirkan bibit-bibit baru. Itu yang belum ada di Papua. Jadi judo belum terlalu dikenal seperti basket, bola volley, atletik. Saya sebagai legenda judo di Papua ini saya berharap seperti itu, jadi kalau ada event-event itu bisa memberikan medali di PON ini sudah terbukti bahwa ada potensi di sini,” tuturnya. (Humasppm/Kristin Rejang/Antonius Juma).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *