BERITA UTAMAMIMIKApinpost

Diberhentikan, Guru Honor Sentra Pendidikan Mimika Menangis, Wabup Perintahkan Tetap Kerja

pngtree vector tick icon png image 1025736
4
×

Diberhentikan, Guru Honor Sentra Pendidikan Mimika Menangis, Wabup Perintahkan Tetap Kerja

Share this article
Wakil Bupati Mimika
Wakil Bupati Mimika, Johannes Retrob, S.Sos, MM

Timika, fajarpapua.com – Ditengah kesulitan lapangan pekerjaan akibat pandemi covid-19, para guru honorer di Sentra Pendidikan Mimika diberhentikan tanpa alasan yang jelas.

Perintah pemberhentian guru-guru tersebut bukan atas keputusan Dinas Pendidikan Provinsi Papua yang membawahi mereka, tapi instruksi salah seorang pejabat lingkup Pemda Mimika.

ads

“Kami diberhentikan, kami tidak tahu alasan kenapa diberhentikan. Katanya atas perintah ibu Jenny Usmani (Kadis Pendidikan Mimika,red.)” ungkap salah seorang guru honor sambil menangis kepada Fajar Papua, Jumat (15/1).

Dia mengaku tidak tahu harus mengadu kemana sebab dirinya sudah melamar ke sejumlah sekolah, tapi ditolak.

“Kondisi pandemi begini kesulitan lapangan pekerjaan. Saya punya tanggungan keluarga, saya tidak pernah pikiran akan diberhentikan seperti ini karena selama ini saya tetap masuk mengajar seperti biasa,” ujar guru tersebut.

Mendapat kabar demikian, Bupati Mimika Eltinus Omaleng dan Wakil Bupati Johannes Rettob sudah memerintahkan semua honorer baik guru, tenaga kesehatan maupun umum untuk kembali bekerja seperti biasa.

“Semua wajib masuk kerja seperti biasa. Sekarang keadaan lagi sulit, lapangan pekerjaan susah, honorer silahkan masuk kembali, tidak ada yang dirumahkan,” ungkap Wabup John Rettob saat dikonfirmasi Fajar Papua di SP 3, Jumat (15/1).

Dia mengatakan, pemberhentikan sepihak honorer diduga ada kepentingan terselubung yang ingin memasukkan honorer lain menggantikan honorer yang sudah lama mengabdi.

“Sesuai data yang kami terima jumlah honorer 2.934 orang. Tapi waktu uji kompetensi membludak jadi 4.000 orang, mereka ini darimana?” tegasnya.

Menurut Wabup JR, setelah dirinya dan Bupati Mimika meninjau kebijakan tersebut, ternyata banyak honorer siluman tanpa OPD yang didatangkan hanya untuk mengkuti uji kompetensi.

“Ada yang lagi kuliah di Jogja datang uji kompetensi. Ada yang selama ini bukan honorer tiba-tiba dikasih masuk. Kerja begini stop, honorer yang kerja sampai bertahun-tahun tidak ada nomor, sedangkan yang baru masuk didahulukan, ini cara kerja yang harus dirubah,” papar JR.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *