Timika, fajarpapua.com – Wakil Ketua IV Tim Pemekaran Provinsi Papua Tengah, Philipus Monaweyauw, SE MM mempertanyakan penghargaan dari pemerintah terkait perjuangan tim pemekaran sampai berhasil terbentuknya provinsi dengan ibukota di Nabire.
Menurut Philipus, selama ini pihaknya merasa tidak mendapat perhatian. Padahal dirinya dan anggota lain, termasuk Ketua Tim, alm Andreas Anggaibak serta Sekjen Hironimus Taime, Ir Jack Renwarin, Drs Petrus Yanwarin, telah berjuang sejak mendapatkan SK dari Bupati Mimika kala itu, Klemen Tinal.
“Kalau tidak salah itu sejak tahun 2003. Kami merintis, memperjuangkan, mencari dukungan hingga ke pelosok-pelosok. Banyak korban harta benda dan jiwa,” ujar Philipus di kediamannya di Timika Indah, Rabu (19/4).
Philipus meminta eforia yang tengah dirasakan masyarakat khususnya di Nabire dan umumnya di Papua Tengah, juga menghargai jasa-jasa tim pemekaran yang telah bekerja selama belasan tahun.
“Perjuangannya tidak mudah. Tolong hargai kami,” tuturnya.
Karena itu, terkait dengan masa seleksi calon anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang tengah dilakukan Timsel di Nabire saat ini, ia meminta satu kursi untuk suku Kamoro.
“Kemarin untuk KPU Papua Tengah tidak ada orang Kamoro, nihil. Sekarang kami minta dan saya sendiri selaku Ketua IV tim pemekaran meminta, agar satu kursi untuk Bawaslu Papua Tengah harus Kamoro. Itu sebagai penghargaan untuk kami,” tukasnya.
Untuk diketahui, saat ini tengah berlangsung tahapan seleksi berkas calon anggota Bawaslu Provinsi Papua Tengah di Nabire. Sesuai jadwal, pengumuman hasil seleksi berkas akan dilakukan pada 28 April 2023.(ana)
