Timika, fajarpapua.com
Pandemi Covid 19 telah mengakibatkan ekonomi Indonesia masuk jurang resesi. Tak terkecuali dunia tenaga kerja yang “babak belur” dihajar virus asal Wuhan tersebut.
Kantor Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK/BPJAMSOSTEK) Mimika, Papua hingga akhir September ini telah menyalurkan klaim pekerja dengan total mencapai lebih dari Rp135 miliar.
Kepala BPJAMSOSTEK Mimika Verry Boekan di Timika, Rabu, mengatakan meningkatnya pembayaran klaim peserta program BPJS Ketenagakerjaan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.
“Saat ini antrean baik secara offline maupun online untuk mengurus klaim di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Mimika meningkat cukup signifikan dibanding dengan kondisi sebelumnya,” kata Verry.
Hingga September ini, katanya, terdapat 6.686 kasus klaim yang telah diproses oleh Kantor BPJS Ketenagakerjaan/BPJAMSOSTEK Mimika dengan total pembayaran sebesar Rp135.642.482.099.
Rinciannya yaitu klaim Jaminan Hari Tua (JHT) sebanyak 5.986 kasus dengan total pembayaran Rp126.976.327.810, klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebanyak 84 kasus dengan total pembayaran Rp5.942.946.939, klaim Jaminan Kematian (JKM) sebanyak 53 kasus dengan total pembayaran Rp2.004.000.000 dan klaim Jaminan Pensiun (JP) sebanyak 563 kasus dengan total pembayaran Rp719.207.350.
Verry mengatakan BPJS Ketenagakerjaan/BPJAMSOSTEK Mimika memberikan layanan offline dan online bagi para peserta untuk dapat mengajukan klaim pembayaran jaminannya.
Layanan offline tidak mempertemukan petugas dan peserta secara langsung, tetapi melalui bilik-bilik yang telah disediakan di Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Mimika yang dilengkapi dengan monitor yang terhubung dengan petugas secara video conference untuk kebutuhan komunikasi dan verifikasi data.
Adapun layanan online melalui fasilitas “LAPAK ASIK” dapat diakses melalui internet sehingga peserta dapat mengunduh berkas untuk nantinya diverifikasi dan dihubungi oleh petugas melalui video call.
Verry memprediksi proses pengajuan dan pembayaran klaim peserta akan terus meningkat hingga memasuki akhir tahun 2020.(ant/red)
